
Assalamu’alaikum warrohmatullohi wabarakatuuh. Alhamdulillahi-lladzii hadaana lihadzaa, wama kunna linahtadiya laula an hadanallah, Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuluh, La nabiya ba’dah.
Hadirin Yang dirahmati Alloh,
Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita menghadapi yang namanya musibah. Peristiwa yang menyedihkan, mengecewakan atau mungkin menimbulkan luka batin.
Musibah ini dapat berupa kehilangan orang-orang tercinta, harta benda, mengalami bencana alam, kecelakaan, disakiti, dilukai dan difitnah orang lain. Macam-macam musibah bisa kita alami dalam hidup ini.
Atas berbagai musibah yang datang menerpa dalam hidup kita, maka kita harus meyakini bahwa semua bisa terjadi atas izin, sepengetahuan dan kuasa Alloh SWT. Tidak ada satupun peristiwa terjadi di alam semesta ini tanpa diketahui Alloh SWT.
Alloh SWT berfirman dalam surat Al An’am 59 :
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”
Dari ayat di atas jelaslah bahwa segala sesuatu di alam semesta ini diketahui Alloh SWT, bahkan sehelai daun yang gugur pun, Alloh mengetahuinya, karena DIA Maha Mengetahui.
Atas dasar itulah, maka dalam menghadapi musibah kita harus bersikap sabar karena musibah tersebut pasti atas sepengetahuan Alloh SWT.
Hadirin Yang dirahmati Alloh,
Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh.
Sabar secara bahasa berarti al habsu yaitu menahan diri. Sedangkan secara syar’i, sabar adalah menahan diri dalam tiga perkara : (1) ketaatan kepada Allah, (2) hal-hal yang diharamkan, (3) takdir Allah yang dirasa pahit (musibah).
Saat mengalami musibah, Alloh SWT memerintahkan kita untuk menghadapinya dengan dua hal yaitu sabar dan sholat. Dalam surat Al Baqarah ayat 153 Alloh SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (tafsirweb.com).
Jelaslah dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk sabar dan sholat, bahkan disebutkan sabar dulu baru kemudian sholat.
Hadirin Yang dirahmati Alloh,
Bukan hanya saat mengalami musibah kita dituntut untuk sabar. Seperti dalam pengertian sabar secara syar’i yang saya sampaikan di atas, maka kita juga dituntut untuk sabar dalam ketaatan kepada Alloh SWT dan hal-hal yang diharamkan.
Mengapa terhadap dua hal itu kita juga dituntut untuk sabar? Karen tidak mudah menjalaninya, bahkan bagi sebagian orang itu sangat berat.
Taat kepada Alloh SWT dan menjauhi hal-hal yang diharamkan itu bukan perkara ringan semudah membalik telapak tangan. Bagi orang-orang yang ingkar kepada Alloh SWT dan tidak ikhlas menjalani kehidupan, itu sangatlah berat.
Mengapa? Karena taat kepada Alloh SWT itu berarti kita banyak mengorbankan kelezatan dunia dan berlaku prihatin, tidak mengumbar hawa nafsu atau kesenangan duniawi.
Contoh kecil kita diperintahkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Bukankah puasa ini kita menahan diri dari perkara-perkara yang menyenangkan? Makanan dan minuman yang lezat tidak boleh dikonsumsi saat siang hari.
Kemudian mengumbar syahwat juga dilarang. Padahal semuanya itu adalah perkara-perkara menyenangkan bagi kita manusia.
Hadirin Yang dirahmati Alloh,
Lalu bagaimana cara kita untuk bisa bersabar sesuai dengan pengertian syar’i tersebut? Saat mengalami musibah, maka kita dituntun untuk mengucapkan kalimat “innalillahi wa inna ilaihi roji’uun”.
Dalam surat Al Baqarah 155 Alloh SWT berfirman :
.وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (tafsirweb.com)
Dengan mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi roji’uun” maka kita akan segera sadar bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini, pada hakekatnya bukanlah milik kita, tapi milik Alloh semata.
Kemudian dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan, maka tidak lain caranya adalah dengan ikhlas. Menjalani ketaatan kepada Alloh dengan ikhlas, menjauhi perkara-perkara yang diharamkan juga dengan ikhlas.
Kita ikhlas bahwa semua itu adalah tuntunan dari Alloh SWT kepada kita agar kita tidak tersesat di dunia ini dan selamat di akhirat nanti. Semua itu semata-mata kita lakukan hanya untuk mengharap ridho dari Alloh SWT.
Hadirin Yang dirahmati Alloh,
Demikian ceramah singkat ini saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan, semoga kita semua digolongkan sebagai hamba-hamba-NYA yang beriman dan bertaqwa serta akan mendapat balasan kebaikan didunia dan akhirat berupa jannah. Aamiin ya robbal ‘alamiin.
Wassalamu’alaikum warrohmatullohi wabarakaatuuh…
SUMBER : KEMUHAMMADIYAHAN