Senin, 3 Oktober 2022 – 10.00 WIB
SMK Muhammadiyah 1 Pringsewu – Tidak seperti hari senin pada umumnya saat pelaksanaan upacara bendera menggunakan seragam sekolah putih abu-abu, hari ini siswa/i SMK Muhammadiyah 1 Pringsewu mengikuti upacara bendera menggunakan baju batik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober. Selain itu, menggunakan batik merupakan bentuk penghargaan serta kecintaan kita kepada warisan budaya asli Indonesia yang telah diakui oleh dunia.
Batik ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBWTb) milik Indonesia oleh organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab menyusul keris dan wayang kulit sebagai pendahulunya.
Berdasarkan Konvensi Internasional Perlindungan Warisan Budaya Takbenda Manusia 2003 (Convention for Safeguarding Intangible Culture Heritage Humanity 2003), pasal 2 ayat 2 menjelaskan bahwa Warisan Budaya Takbenda diwujudkan antara lain dalam domain sebagai berikut:
1. Tradisi dan ekspresi lisan termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya tak benda
2. Seni pertunjukan
3. Kebiasaan sosial, adat istiadat masyarakat, ritus (tata cara dalam upacara keagamaan) dan perayaan-perayaan
4. Pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam semesta
5. Kemahiran kerajinan tradisional
Dari kelima domain tersebut, batik Indonesia memenuhi tiga domain. Tiga domain tersebut mencakup tradisi dan ekspresi lisan, kebiasaan sosial dan adat istiadat masyarakat ritus dan perayaan-perayaan, serta kemahiran kerajinan tradisional.
Melansir Kompas.com, Kamis (29/09/2022), Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi Presiden Indonesia saat itu, menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 pada 17 November 2009. Dalam Keppres tersebut, ditetapkan bahwa Hari Batik Nasional diperingati tanggal 2 Oktober setiap tahun, yakni sebagai hari di mana batik diakui dunia sebagai Warisan Budaya Takbenda.




Dengan memeperingati hari batik diharap dapat menumbuhkan kecintaan terhadap kebudayaan bangsa Indonesia di kalangan pelajar dan pemuda serta semakin bangga memakai produk dalam negeri.
Bapak Junaidhy selaku pembina upacara pada hari ini dalam pembinaannya menyampaikna “kita harus bangga dengan budaya kita, kita harus terus melestarikan batik sebagai identitas bangsa Indonesia. Tidak hanya batik saja tapi semua kebudayaan yang ada di Indoensia, jangan sampai kebudayaan kita diakui oleh negara lain” tutur beliau.