Dalam Suatu agama yang ada di muka bumi ini, setiap agama memiliki ajaran dan aturan untuk beribadah yang berbeda-beda, dan diantara semua agama itu salah satunya termasuk agama Islam, di dalamagama Islam ibadah bukan hanya Sholat, Zakat,Puasa, Haji tetapi seluruh pekerjaan dan perbuatan itu semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan semua bentuk perbuatan baik itu berguna juga untuk orang lain.

Untuk mengerjakan atau melaksanakan Ibadah tersebut memerlukan persiapan dalam lahir maupun batin agar dalam meaksanakan ibadah di dalam agama islam setiap waktu-kewaktu maka akan semakin meningkat dan di dalam menjalankan atau melaksanakan ibadah ini ada beberapa upaya yang dapat dilaksanakan agar ibadah yang di kerjakan semakin berkualitas :
- Ibadah dengan khusuk dalam mejalankannya.
Dalam kata Khusuk di sini itu adalah sebuahkondisi kejiwaan yang sedang terpaut kepada Allah SWT, dapat menyadari dan dapat merasakan atas kehadirannya Allah SWT, karena bagi seorang muslim menyadari bahwa seluruh pekerjaan dan perbuatan akan selalu dalam pengawasan Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
” Ikhsan yaitu engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya, walaupun engkau tidak melihatnya tetapi sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu”.
- Ibadah dengan Kecintaan.
Dalam menjalankan suatu ibadah sangatlah memerlukan yang namanya Kerinduan dan Kecintaan, tanpa yang namanya Kerinduan dan Kecintaan maka akan sulit untuk merasakan yang namanya sebuah kenikmatan dalam beribadah. Seperti orang yang sedang sakit tidak dapat merasakan lezatnya makanan. Maka dari itujalan yang dapat di tempuh untuk memperoleh kenikmatan beribadah danagar terhindar dari sikap malas, seharusnya sebagai ummat muslim kita hendaknya selalu mencari danmenambah konsentrasi dalam beribadah.
من احب لله وابغض لله واعطى لله ومنع لله فقد استكمل الايمان
” Barang siapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah, menahan karena Allah sesungguhnya orang itu mendapat kesempurnaan iman. (HR. Abu Dawud)
- Ibadah dengan kesadaran
Ibadah yang dilakukan dengan kesadaran mengandung maksud, bahwasanya ibadah yang di laksanakan yang dikerjakannya tidak ada unsur paksaan di dalamnya, bias juga melaksanakan ibadah tersebut paham dan tahu terhadap apa yang dia lakukan dan dia kerjakan. Dan sedangkan orang yang mabuk sedang tidak sadarkan diri, maka apapun yang dilaksanakannya di luar kontrol akal pikiran yang dia lakukan. Oleh karena itu Allah melarang orang yang mabuk tidak sadarkan diri untuk melaksanakan atau mengerjakan ibadah (Sholat) seperti yang tertera di dalam Ayat suci Al-Qur’an :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا۟ ۚ
” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu katakan (Annisa”: 43)”.
- Ibadah secara sembunyi.
Dengan mana kita melaksanakan dan mengerjakan ibadah secara sembunyi merupakan totalitas ibadah dan melepaskan segala perbuatan baik maupun buruknya dihadapan Allah SWT, sehingga ibadah bukan untuk memperoleh pujian dari orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
ان صلاتى ونسكى ومحياى ومماتى لله رب العالمين (رواه مسلم)
” Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah kepunyaan Allah yang menguasai sekalian alam (HR. Muslim)”.
- Ibadah dengan Ikhlas
Sebuah kegiatan dalam melaksanakan dan menjalankan suatu ibadah itu tidak hanya di kerjakan dengan sia-sia, nilai sebuah keikhlasan dalam beribadah bukan hanya di peroleh dengan tiba-tiba namun akan tetapi memerlukan upaya dan perjuangan secara terus-menerus. Seperti kewajiban untuk menjalankan sholat lima waktu pada awal kali menjalankan lima waktu sholat ini terasa berat dan bias jadi akan menambah beban bahkan bisa juga sebagai penghambat setiap aktifitas sehari-hari. Hal yang demikian ini akan hilang apabila dilaksanakanya secara terus menerus dan di tambah juga dengan ibadah sholat sunah rawatib dan sholat Sunnah lainnya, maka sholat pun tanpa kita sadari akan menjadi kebutuhan dan apabila dilaksanakan dan dikerjakan dengan penuh keikhlasan, Ibadah pun dikerjakan hanya semata-mata karena Allah SWT, sebagaimana Firman-Nya dalam Al-Qur’an :
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
“Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia menyekutukan sesuatupun dalam beribadah kepada Tuhannya”.
sumber : meningkatkan iman